CARA PEMBUATAN BIOSAKA - Teras Tani

Petugas POPT sedang memberikan Bimtek cara membuat Bio SAKA

    Pada kali ini kami akan menyajikan Materi mengenai Biosaka , ada yang sudah tau atau mendengar Biosaka ? ....jika belum silahkan simak sampai akhir karna sangat menarik untuk di buktikan secara nyata oleh petani .

Akhir - akhir ini dikalangan insan pertanian sedang tren dibahas tentang biosaka ini, karna menurut hasil riset, biosaka mampu menekan penggunaan pupuk sebanyak 50%. Jika biasanya petani memakai pupuk kimia sebanyak 300 kg/ha maka dengan dibarengi aplikasi Biosaka ini cukup menggunakan 150 kg/Ha dan tidak mengurangi hasil produksi bahkan bisa bertambah. Jika benar begitu, ini bisa jadi solusi untuk pertanian kedepan apalagi petani sekarang sudah sangat kecanduan dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, dampaknya lahan pertanian kita sangat miskin unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Biosaka ini mempunyai arti Bio (Hayati/tumbuhan) SAKA singakatan dari ( Selamatkan Alam Kembali ke Alam ), jadi secara harfiah biosaka ini adalah metode Pertanian yang menggunakan alam sebagai instrument dalam bertani tanpa merusaka alam sebagai sarana memproduksi hasil pertanian.

 Dahulu mungkin metode ini digunakan oleh para leluhur kita dalam proses budidayanya sebelum adanya teknologi yang canggih seperti saat ini sekarang. dengan alat dan bahan yang tersedia dialam para leluhur kita mampu berbudidaya sehat yang hari ini di gembor - gemborkan lagi oleh pemerintah sebagai langkah meningkatkan hasil produksi pertanian yang berkelanjutan.

Oke kita kembali ke Biosaka, siapakah penemu Biosaka ini ?....

ternyata penemunya adalah seorang petani yakni pak Ansar petani dari Blitar dimana beliau sudah memilki hak paten dan terdaftar dikemenkumham dengan Nomor 000399067, dan di wilayah Blitar biosaka ini sudah digunakan sejak dari tahun 2019 sampai sekarang, 

Pada awalnya Dinas Pertanian dan Pangan kab Blitar, penyuluh dan petani tidak percaya terhadap manfaat biosaka, dikira Air Ponari atau jampi-jampi dan hanya coba-coba oleh beberapa petani. Ternyata hasil produksinya bagus. Kadistan Blitar perlu waktu 14 bulan untuk percaya biosaka setelah melihat/mengamati sendiri di beberapa lokasi petani dan melakukan ujicoba bersama petani pada padi mengikuti proses mulai tanam hingga panen menggunakan aplikasi biosaka

Manfaat ramuan Biosaka: biaya nol rupiah/gratis petani bisa membuat sendiri, tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman, tidak beracun, menghemat biaya pupuk kimia sintetis 50-70% dari biasanya dan pestisida kimiawi, sehingga petani biasanya pakai pupuk Rp 3 juta/ ha/musim (hemat pupuk 50-70% dari biasanya) dengan menggunakan biosaka cukup Rp 0,3 - 1,5 juta/ha/musim. Biosaka ini juga meminimalisir/mengurangi serangan hama penyakit, lahan menjadi subur, umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus.

Hasil uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan kandungan hara makro-mikro rendah sehingga disimpulkan bahwa biosaka bukan pupuk. Memang kita semua juga tahu dari dulu bahwa rumput bukan pupuk, bukan menggantikan pupuk, bukan variasi pupuk, bukan jenis makanan tanaman, bukan memperbaiki pupuk, tetapi biosaka memperbaiki tanaman dan ekosistem. Mari kita ilmuan riset memperhatikan bahwa biosaka memperbaiki tanaman, sel-sel tanaman, memperbaiki lahan dan ekosistemnya, menjadikan harmoni.

Hasil uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan adanya kandungan hormon, jamur dan bakteri yang tinggi, mengandung PGPR, ZPT, MoL dan sejenisnya. Mari kita ilmuan riset alur dan proses memproduksi ini, kita buktikan biosaka itu "produsen hormon, fungi/jamur, bakteri" ini, bahkan ilmu lebih mendalam lagi, biosaka itu disebut elisitor sebagai signaling bagus untuk pertumbuhan dan berproduksi.

Dan menurut peneliti dari ITB (Institut Teknologi Bandung) Prof Robert Manurung, Biosaka ini disebut elisitor dari ilmu epigenetic, sudah banyak riset, jurnal -jurnal elisitor, dan sudah dilakukan kajian lanjut. Beberapa mahasiswa sedang melakukan penelitian dan terbuka luas bagi kampus, dosen, mahasiswa, praktisi, peneliti untuk mengkaji lebih mendalam sehingga menambah referensi keilmuan dan agar menjadi bagian sehari-hari dalam diskusi ilmiah di kampus. Silahkan untuk riset ke Blitar yang sudah mengembangkan biosaka 12.000 hektar di 22 kecamatan dan sudah mempraktekkan Biosaka selama 1-3 tahun untuk komoditas pangan, hortikultura, perkebunan. Dua peneliti ITB sudah tiga minggu meneliti di Blitar.

Dibawah ini akan kami sajikan proses pembuatan Biosaka :


SOP PEMBUATAN BIOSAKA 

A. Alat dan Bahan 

1. Persiapan Alat: 

a. wadah (baskom/ember), 

b. gayung 

c. saringan 

d. corong 

e. botol/jerigen untuk wadah biosaka


2. Persiapan Bahan: 

  • Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya.
  • Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai tangan waktu meremas
  • Minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda.
  • Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan, 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/ daun dalam 5 liter air.


B. Proses Pembuatan: 

  • Meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati, ceria tanpa beban dan yang paling penting fokus. 
  • Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun) 
  • Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas.
  • Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tangan di dalam air dan tidak berganti orang.
  • Meremas rumput tidak boleh pake blender, mesin, ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan,    karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup, sebagaimana halnya    membuat cincau. Sehingga biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri. 
  • Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut      homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk mencapai homogen perlu waktu kisaran10-20 menit. 
  • Ciri-ciri visual bahwa biosaka disebut homogen: tidak mengendap, tidak timbul gas, tidak ada      butiran, bibir permukaan membentuk pola cincin, ramuan biosaka terlihat pekat dan mengkilap, bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan. Bagi biosaka  homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun. 
  • Kepekatan ramuan biosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS),    harga murah dapat dibeli di toko maupun online. Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan  setelah diremas, peningkatannya / deltanya minimal 200 ppm, sebaiknya diatas 300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm. Ukuran ini bukan satusatunya cara untuk mengukur  biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja. Masih banyak alat ukur yang lain, seperti dilihat visual niteni atau metode kinesologi atau metode lainnya.
POPT & PPL sedang mencontohkan peremasan BIO SAKA

  • Selanjutnya ramuan biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam    botol/jerigen menggunakan corong. 10. Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak - anak.
Hasil dari peremasan Biosaka

C. Aplikasi Penyemprotan 

  • Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungsisida dan herbisida 
  • Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40mL/tanki semprot volume 15 liter. 
  • Untuk aneka kacang dan umbi 30mL/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu ha lahan cukup 3-4 tanki sprayer.
  • Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali. 
  • Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, letak posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang 
  • Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga  mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah angin. Penyemprotan cukup dari atas galengan dengan stik diperpanjang hingga 2-3 meter. 
  • Aplikasi biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan  rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi pada lahan radius maksimal 20 km dan untuk lahan  yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi, tidak efektif biosaka diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena terkait pengenalan agroekosistem. 
  • Cara memilih rumput, meremas, menyemprot dan testimoni hasilnya dapat mempelajari dari youtube propaktani dengan materi biosaka, dan youtube youtube misal ciri ciri misalnya ada pak  ansar, ada prof robert manurung dll


Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim